Demam kelinci atau tularemia adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini biasanya menular melalui gigitan serangga seperti kutu atau nyamuk yang terinfeksi bakteri tersebut. Namun, demam kelinci juga dapat menular melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelinci atau tupai.
Belakangan ini, kasus demam kelinci dilaporkan melonjak di Amerika Serikat. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sejak tahun 2015, terdapat peningkatan kasus demam kelinci di beberapa negara bagian di AS. Hal ini menjadi perhatian serius karena penyakit ini dapat menyebabkan gejala yang serius pada manusia.
Gejala demam kelinci biasanya mirip dengan gejala flu, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Namun, jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti pneumonia atau peradangan pada mata.
Untuk mencegah penularan demam kelinci, ada beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain:
1. Hindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelinci atau tupai.
2. Gunakan perlindungan seperti sarung tangan dan masker saat berada di area yang berpotensi terpapar bakteri penyebab demam kelinci.
3. Perhatikan kebersihan lingkungan sekitar, terutama jika tinggal di daerah yang rawan terjangkit demam kelinci.
4. Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala demam kelinci, terutama jika memiliki riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi.
Demam kelinci merupakan penyakit yang serius dan dapat menular dengan cepat jika tidak diantisipasi dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Semoga dengan upaya yang dilakukan, kasus demam kelinci dapat dikendalikan dan dicegah penularannya di masa yang akan datang.